KEKAL Interview (Jakarta, Indonesia)


Memasuki usia eksistensi ke-22 tahun, KEKAL telah banyak memberi kontribusi dengan sebuah Discography rilis yang telah menjadi catatan paling produktif (10 full album, 2 video, 3 EP, Single, Split dan Kompilasi), hingga sampai detik ini, ungkapan apa yang paling pantas ingin KEKAL sampaikan kepada para Penikmat musik?
Jeff : Salam kalibut.. Di sini Jeff, sebelumnya mau klarifikasi dulu, bahwa status saya sudah bukan sebagai personil Kekal lagi.. Sejak tahun 2009, Kekal sudah menjadi sebuah band tanpa personil, meskipun tetap berusaha merilis lagu-lagu baru yang juga dikemas ke dalam album-album.. Saya sekarang sifatnya hanya sebagai kontributor untuk musik dan produksi album-album Kekal pasca tahun 2009.. Sebagai band tanpa personil inti, perbedaan yang paling jelas itu bahwa Kekal sudah tidak aktif dalam skena panggung-memanggung dan juga dalam aktifitas-aktifitas band lainnya yang di luar dari merekam lagu-lagu baru.. Saya sendiri sudah tidak memegang hak untuk publikasi lagu-lagu yang dirilis atas nama Kekal, semuanya sudah dibuka dalam lisensi Creative Commons.. Buat pembaca yang baru pertama kali mendengar nama Kekal, atau sempat mendengar satu atau dua lagu dari Kekal, bisa silakan datang ke website-nya Kekal di http://www.kekal.org Di sana terdapat informasi mengenai sejarah band dan juga hal-hal lainnya, termasuk download gratis 4 album Kekal.. Itu saja barangkali?

sebagai pengusung " White Metal " pada awal Kemunculan KEKAL via demo ke-2 " Contra Spiritualia Nequitiae " tahun 1996, publik metal sangat begitu responsif dengan Proyek yang menjadi " Pertama " ketika era awal perkembangan scene metal tanah air, dan puncaknya nama KEKAL makin onfire lewat full album " Beyond the Glimpse of Dreams ". gimana kesan pertama KEKAL yang (mungkin) ga bisa diceritakan hingga sekarang?
Jeff : Wah, banyak sekali kesan-kesan yang positif waktu itu.. Kekal ini berawal dari project iseng-iseng, yang pada awalnya tidak ada keinginan untuk menjadi full-band.. Tapi setelah peluncuran demo kaset "Contra Spiritualia Nequitiae" di tahun 1996, ada datang beberapa tawaran label untuk merilis full album, jadi terpikirlah untuk menjadikan Kekal sebuah band yang akhirnya merilis album, tapi tetap belum ada keinginan untuk menjadi band karir.. Sejak awal Kekal tidak pernah punya jadwal latihan rutin, kalaupun ketemu antar kami sesama musisi, biasanya untuk diskusi dalam menggarap lagu-lagu baru.. Soal 'white metal' itu sebenarnya hanya persepsi publik saja, kami di Kekal tidak pernah melihat seperti itu.. Kami melihat Kekal sebagai sebuah band yang mencoba untuk memiliki konsep yang inti-nya itu melawan arus, melawan trend, baik dari segi baik musik, lirik, format band, etika kerja, dan juga konsep mengenai 'apa itu sebuah band'.. Kekal bisa disebut sebagai sebuah bentuk eksperimen anarkis dalam penerapan musik sebagai wahana ekspresi diri.. Dan bentuk ini tidak pernah bersifat normatif atau baku, selalu berubah dari awal sampai sekarang ini.. Ada proses evolusi di situ, dan proses ini tidak pernah dipaksakan.. Setiap album Kekal itu menurut pendapat saya, adalah sebuah perjalanan kehidupan yang dituang dalam wadah musik.. Respon terhadap album "Beyond the Glimpse of Dreams" ternyata sangat positif, dan dari tukar-menukar kaset waktu itu (tape-trading), distribusi albumnya akhirnya bisa sampai ke scene underground mancanegara.. Dulu belum ada hi-speed internet, jadi format digital belum populer.. Kaset yang menjadi format inti, disusul dengan CD..

Meski sempat jadi band yang dibilang Unknown band karena tidak pernah performance live panggung hingga penampilan panggung pertama KEKAL di Eropa. bagaimana KEKAL bisa menceritakan sedikit alasan, ketika band lain ingin dikenal secara personal dengan Exposing Act, apakah bagi KEKAL sendiri berkarya itu jauh lebih penting dari hal tersebut ?
Jeff : Musik dari Kekal itu sendiri yang menjadi bagian yang terpenting dalam eksistensi Kekal, karena di situ ada cerita kehidupan.. Siapa yang memainkan musik tersebut menjadi tidak terlalu penting lagi.. Selain itu saya juga melihat, musik Kekal lebih efektif untuk didengarkan secara pribadi, bukan secara kolektif.. It's a one-to-one experience.. Sebenarnya, pada awal Kekal terbentuk, ada cukup banyak ter-influence dengan format band tahun 80-an asal Swedia, yaitu Bathory.. Di mana tidak ketahuan siapa personil band-nya (sampai setelah merilis beberapa album), dan juga tidak pernah manggung pula.. 



Sampai hari ini, Rilisan-rilisan Awal KEKAL masih jadi Kerinduan dan Perbincangan tersendiri para penikmat musik, masih banyak kolektor yang sibuk hunting. diantaranya adalah Era " Embrace the Dead " dan " 1000 Thoughts of Violence ", dan beruntung saat ini Hitam Kelam Records siap Merepresentasikan kembali Masterpiece penting ini. well, apakah untuk Repackage baru ini ada sebuah Perbedaan atau Kejutan yang KEKAL Persiapkan dari Versi sebelumnya?
Jeff : Secara sound, ke-dua album tersebut hanya melalui proses mastering ulang saja.. Untuk album "Embrace The Dead", mungkin perbedaan kualitas-nya bisa terdengar cukup signifikan, karena memang sound asli-nya kurang memuaskan.. "1000 Thoughts of Violence" sebenarnya saya sudah cukup puas dengan master original-nya, jadi untuk rilisan ini saya hanya mencoba menyesuaikan dengan master original, ditambah sedikit adjustment untuk menaikkan frekuensi low-end-nya, yang dulu terdengar agak kosong di kuping saya..

" Embrace the Dead " memang pernah disebut sebagai Materi terbaik KEKAL saat menemukan karakteristiknya, jika sebelumnya Aroma Cradle Of Filth cukup berpengaruh, " Embrace the Dead "  adalah White/Unblack Metal derivatif dengan pengaruh yang lebih Progresif dengan pencapaian Style KEKAL cukup memukau beberapa media untuk mengatakan demikian. apakah KEKAL setuju dengan Pendapat ini? atau KEKAL coba ingin ceritakan lebih mendalam berkesannya penggarapan " Embrace the Dead " yang KEKAL sambung kembali era materinya di " 1000 Thoughts of Violence ".
Jeff : Saya pribadi sebenarnya kurang menyukai album "Embrace the Dead", bukan karena materi lagu-lagu-nya sih, tapi karena waktu itu kami kekurangan biaya untuk rekaman studio, jadi hasil rekaman waktu itu kurang maksimal. Beberapa lagu hasil mixing-nya timpang, dan juga ada 'kompromi' dalam konsep musik yang menurut saya terlalu mengikuti trend waktu itu, terutama trend musik symphonic metal di Eropa.. Tapi dari segi kualitas penulisan lagu, saya akui "Embrace the Dead" jauh lebih maju daripada album sebelumnya "Beyond the Glimpse of Dreams", dan elemen-elemen 'progressive metal' mulai muncul di album itu.. Metode penggarapan materi "Embrace the Dead" hampir sama dengan "Beyond the Glimpse of Dreams", hanya saja fokus lebih ke dalam penerapan melodi dan harmoni, daripada riff-riff gitar.. 


 

Jika membandingkan : menurut KEKAL sendiri, materi yang paling memiliki passion mengesankan dalam hal pengerjaannya, " Embrace the Dead " atau " 1000 Thoughts of Violence " ?
Jeff : Saya nggak bisa mewakilkan opini Kekal di sini, karena Kekal sendiri sudah tidak memiliki personil sejak tahun 2009, dan saya saat ini ceritanya hanya sebagai 'pekerja musik' yang memiliki komitmen untuk tetap memperjuangkan agar Kekal bisa terus menelurkan musik.. Kalau menurut saya pribadi, "1000 Thoughts of Violence" adalah album Kekal yang paling saya suka, dan sebaliknya "Embrace the Dead" adalah album yang kurang saya sukai karena pendekatan musiknya itu tidak berawal dari hati, tapi dari pertimbangan-pertimbangan untuk menjangkau 'pasar', karena waktu itu ada keinginan untuk menembus pasar Eropa, mengingat album sebelumnya cukup mendapat perhatian di scene underground di sana, jadi "Embrace the Dead" ini sedikit banyak adalah buah kompromi.. Ironis-nya, memang dari album "Embrace The Dead" inilah Kekal mulai 'diperhitungkan' oleh kalangan metal di Eropa, yang nantinya berlanjut ke album berikutnya.. Proses pengerjaannya sendiri juga sangat berbeda.. Materi album "Embrace the Dead" ditulis tahun 1998 dan direkam di tahun 1999, dan mayoritas proses penulisan lagu masih sangat tradisional, dengan cara jamming.. Rekaman juga secara analog, pakai pita 2-inci, jadi aransemen musik harus sudah jadi 100% sebelum masuk rekaman.. Dan sesi rekaman waktu itu juga penuh dengan permasalahan teknis dan permasalahan biaya.. Waktu album "1000 Thoughts of Violence", ceritanya beda sekali, rekaman sudah dilakukan secara digital lewat komputer, dan proses penulisan lagu itu bisa dilakukan bertahap.. Juga rekaman album ini dilakukan di rumah saya, jadi bisa take kapan saja.. Karena rekaman dalam komputer, misalnya kalau ada bagian-bagian yang mau ditambahkan di depan atau di tengah dari sebuah lagu, meski lagu tersebut sudah dalam proses produksi, tetap masih bisa dilakukan.. Juga tambahan sampel dan loop-loop elektronik bisa diselipkan dan disejajarkan dengan keseluruhan lagu.. Kemudahan-kemudahan itulah yang menjadikan album "1000 Thoughts of Violence" bisa lebih bersifat eksperimental, dan betul-betul total dalam expresi musik.. Dan karena alasan ini juga kenapa saya menyukai album "1000 Thoughts of Violence"..

Meski tanpa kehadiran Leo, " 1000 Thoughts of Violence " masih menjadi Puncak Eksistensi KEKAL. karena menurut Gw, penulisan lagu, dan penghancurkan semua gagasan tentang prediktabilitas Ini adalah kekuatan terbesar karena perubahan spastik dan campuran skizofrenia unsur musik KEKAL sendiri berhasil keluar secara mengejutkan halus dan koheren. Meski setiap materi punya kekuatan tersendiri, bagaimana KEKAL dapat menceritakan pencapaian nyata " 1000 Thoughts of Violence " ini?
Jeff : Seperti yang saya ungkapkan di atas, mungkin letak keunikan dari album "1000 Thoughts of Violence" adalah karena hal yang disebut sebagai 'in the right place at the right time'.. Dan semua itu sama sekali nggak di-prediksi sebelumnya, semua berawal dari 'asik-asik bikin musik berisik', tanpa harus peduli apakah album tersebut nantinya bisa diterima pasar atau tidak.. Tapi satu hal yang mungkin memiliki pengaruh cukup kuat, di mana baik saya maupun bassist Azhar Levi pada saat itu mulai mendengar dan mendalami musik-musik di luar metal, dan itu berpengaruh dalam proses penulisan lagu.. Saya sendiri mulai menyukai proses produksi musik dari genre hip-hop, di mana proses pembuatan lagu dan produksi/rekaman itu sudah menyatu.. Kalau pendekatan produksi untuk musik rock dan metal, lagu biasanya sudah ditulis dan di-aransir terlebih dahulu waktu latihan, sebelum masuk sesi rekaman, dan kadang karakter sound juga sudah didefinisikan terlebih dahulu.. Rekaman hanya merupakan proses teknis, bukan proses kreatif.. Kalau di hip-hop itu tidak, mereka meng-explore sound-sound tertentu dan beat-beat tertentu, dan begitu ada muncul sound atau beat yang kedengaran kuat, elemen tersebut akan mempengaruhi arah penulisan lagu.. Jadi rekaman itu merupakan bagian dari proses kreatif.. "1000 Thoughts of Violence" memakai pendekatan ini.. Dare I say that "1000 Thoughts of Violence" is a hip-hop album with metal clothing..

Secara Konsep " " 1000 Thoughts of Violence " lebih memadukan beberapa genre lebih keras dari industrial, elektronika, melodi DM, Thrash Metal, hingga progresif menjadi koktail sonik yang lezat dan bervariasi jika dibandingkan dengan " Embrace the Dead " sendiri, meski secara Atmosfir, ke-2 materi ini masih memiliki sebuah Ikatan yang menyatu secara emosional, so pengen kalian ceritakan kembali sebenarnya tentang ungkapan memorable ini khusus kepada fans?
Jeff : Kekal memang saya pikir cukup 'beruntung' bisa memiliki keunikan dan konsep musik yang kuat waktu pada awal band ini berdiri, konsep musik yang kuat (tapi tidak kaku) inilah yang menyediakan pondasi yang solid untuk album-album seperti "1000 Thoughts of Violence".. Seperti misalnya, jangan pernah berpikir bikin musik yang mengacu kepada genre atau style tertentu -karena genre dan style itu hanya persepsi dari pendengar dan di-klasifikasikan oleh media- tapi bikin musik yang betul-betul disukai oleh yang membuat musik tersebut.. Ini hal yang sangat penting untuk keberadaan Kekal.. Tahun 2008, musik Kekal di album "Audible Minority" misalnya, sudah keluar dari 'jalur resmi' metal, tapi bukan berarti Kekal itu berubah, justru letak konsistensi Kekal sangat nyata di situ.. Saya yakin musik yang berangkat dari hati akan memiliki satu ikatan yang jelas, meski keluar dari pakem-pakem genre dan style musik.. Konsep seperti ini, saya observasi, juga banyak di-adopsi oleh band-band asal Jepang, ambil contoh yang populer saat ini seperti BABYMETAL.. Tapi mereka bukan yang pertama, banyak band di sana yang bahkan sudah eksis sebelum Kekal, seperti Coaltar Of The Deepers, memiliki konsep seperti ini juga.. 


Proses kreatif penciptaan karya kalian seperti apa? apakah cara menyendiri dalam ruangan atau bertukar pikiran dengan Partner dapat saling memberi kontribusi hingga lahirnya sebuah lagu? mungkin ada metode yang ingin KEKAL bagikan?
Jeff : Sangat beraneka-ragam.. Tidak ada pola tertentu yang diikuti, semua tergantung pada waktu, tempat, dan juga berapa orang yang berkontribusi dalam penulisan lagu.. Kekal memiliki metode yang agak 'unorthodox', maksudnya tidak terikat pada tradisi dalam proses kreatifnya.. Misalnya, waktu sesi rekaman album "1000 Thoughts of Violence", satu malam saya mencoba menulis beberapa riff gitar, pas ada kecoa besar masuk ke dalam studio di rumah saya itu, saya biarkan saja itu kecoa mondar-mandir, dan kehadiran kecoa itu ternyata sedikit-banyak mempengaruhi emosi dalam penciptaan lagu.. Hati jadi berasa tidak tenang, karena kan jijik juga kalau dia nantinya lewat di atas kaki saya.. Kenyataan dikelilingi kecoa itu membantu dalam memasukkan perasaan 'angst' ke dalam lagu.. Bikin lagu dengan sedikit merinding itu seru..

Equipment dan Tools yang pertama dan akhirnya biasa KEKAL pakai selama ini dan Masih menjadi Impian KEKAL untuk suatu hari nanti dapat menggunakannya?
Jeff : Sampai saat ini untuk rekaman saya masih pakai gitar yang sama dengan gitar yang saya pakai waktu rekaman album pertama, di tahun 1997.. Gitar ini adalah gitar elektrik pertama saya, waktu itu saya beli di tahun 1992.. Ada karakter unik yang nggak bisa tergantikan dengan gitar-gitar lainnya, dan ini bagus menurut saya untuk memberikan ciri khusus di musik Kekal.. Dan untuk instrumen impian, mungkin Moog modular synthesizer yang paling saya minati.. Semoga suatu hari kelak, saya bisa gunakan untuk rekaman.. 

Proyek KEKAL mungkin sangat Menguras banyak waktu dan Tenaga, bagaimana KEKAL sendiri membagi Konsentrasi ketika kesibukan lain kemudian harus menjadi Prioritas?
Jeff : Sebenarnya dari dahulu Kekal nggak pernah jadi prioritas dalam masalah waktu, selalu menjadi yang sekunder.. atau sifatnya hobi saja.. Tapi menjadi sekunder inilah yang membuat segala sesuatunya menjadi 'tanpa beban', dan rasa tanpa beban ini juga banyak membantu dalam proses kreatif, dalam pembuatan musik, karena di situ tidak ada pikiran-pikiran yang mengganggu, seperti apakah musiknya bisa diterima atau tidak oleh khalayak.. Sempat memang satu kali ada pemikiran itu, itu waktu dalam proses pembuatan album "Embrace The Dead", tapi segera setelah itu pemikiran tersebut dimusnahkan kembali.. Lalu di tahun 2003 sampai 2005 kesibukan Kekal cukup menyita waktu, dan memang pada saat itu ada sedikit kesulitan dalam membagi waktu.. Saat ini, sejak tahun 2009, Kekal sudah bukan band yang aktif lagi (selain merekam materi-materi baru), jadi tidak terlalu banyak memakan waktu..

Apakah saat ini KEKAL juga masih berkeinginan kembali mengusung Konsep " Embrace the Dead " atau " 1000 Thoughts of Violence " ? karena banyak pihak yang telah menilai progres konseptual musik KEKAL sudah makin jauh dan eksperimental.
Jeff : "Embrace the Dead" dan "1000 Thoughts of Violence" itu adalah bagian dari sebuah journey, sebuah perjalanan.. dan sebagaimana musik Kekal itu adalah refleksi dari proses perjalanan kehidupan, pada kenyataannya tidak pernah bisa diputar ke belakang.. The only way is the way forward.. Style musik bisa saja berganti-ganti, seperti misalnya lagu-lagu Kekal yang paling baru, yang ditulis tahun ini (beberapa bisa didengar di ReverbNation-nya Kekal), cukup banyak menggunakan elemen metal sebagai wadah utama, tapi itu bukan berarti Kekal merujuk kembali ke hal-hal di masa lampau.. Baik "Embrace the Dead" atau "1000 Thoughts of Violence", momen kedua album tersebut sudah selesai.. Kehidupan ini adalah sebuah kontinuum, satu garis menuju ke depan dan kita hanya bisa memberikan makna di waktu kita berada saat ini, tidak pernah bisa kembali ke belakang.. Musik Kekal adalah refleksi dari itu.. Kalaupun ditanya sebaliknya, "ke depan, musik Kekal akan seperti apa", saya sendiri tidak tahu jawabannya..

Thanxs And KEKAL Last word for this Interview?
Jeff : Terima kasih untuk interview-nya.. CD rilisan ulang dari "Embrace the Dead" dan "1000 Thoughts of Violence" bisa didapat melalui label Hitam Kelam akhir Oktober ini.. Saya juga memakai kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada Hitam Kelam Records yang sudah bersedia untuk merilis ke-2 album tersebut dalam satu paket double-CD..

KEKAL Official Website

http://www.kekal.org
https://www.facebook.com/kekalofficial
https://www.soundcloud.com/kekalband
http://www.kekal.bandcamp.com

Posting Komentar

0 Komentar